Sabtu, 18 September 2010

farina mawar putihku

Tyo, lihat deh bintang itu aku ngerasa bintang itu kamu, karena kamu selalu menjadi cahaya buat hidupku” ujar Farina sambil memeluk Tyo, Tyo tersenyum sambil memeluk erat Farina dan berkata “ Iya sayang aku janji aku akan selalu menjadi cahaya hidupmu”. Tiba-tiba Farina melepaskan pelukan Tyo dan matanya berkaca-kaca “Tapi yo, aku gak yakin kamu bisa selamanya bisa menjadi cahaya hidupku, kamu tau sendiri kan hidup aku tinggal beberapa minggu lagi”. Tyo langsung mendekap erat tubuh Farina yang makin kurus karena penyakit kanker darahnya. “Engga fa, kamu harus yakin kalau kamu bakal sembuh, lagian itu semua hanya vonis dokter karena yang menentukan umur adalah Tuhan fa”.
Sejak kecil Farina memang anak yang lemah, bolak-balik ke rumah sakit udah jadi hal biasa buat Farina. Menginjak SMA Farina mengidap kanker darah stadium akhir. Dia tidak berani untuk berpacaran karena dia tau hidupnya tinggal beberapa bulan lagi. Tidak sedikit cowok-cowok yang naksir ama Farina. Gadis ini berkulit putih, berwajah cantik, dan baik hati. “Farina, tungguin gue dong cepet banget sih lo jalannya” ujar Marla. Marla itu sahabat Farina dari SMP dan Marla sudah tau masalah penyakit yang di derita oleh sahabatnya itu. “Eh, la kenapa sih lo ampe lari-lari segala ?” jawab Farina. “mmmmhhh,,,,,,,gue punya berita baik buat lo, lo tau kan Tyo cowok paling popular di sekolah kita “. “iya gue tau, terus kenapa lo naksir ya?” jwab Farina menggoda Marla. “Yaah naksir mah naksir tapi sayang si Tyo naksirnya ama lo “.tegas Marla. Farina sangat terkejut dan dia teringat dengan kanker darahnya, dia berpikir untuk apa aku menjalin hubungan dengan cowok tapi akhirnya aku akan cepat dipanggil oleh yang kuasa. Marla menepuk punggung Farina “fa,,lo koq malah bengong gitu, please fa lo jangan mikir yang engga-engga, gue tau apa yang ada dipikiran lo”. “ah,,lo so’ tau yuk kita masuk aja lo lupa ya sekarang kan ada ulangan kimia” Farina mengalihkan pembicaraan. Setelah beberapa minggu Farina selalu menemukan setangkai mawar putih diatas mejanya dengan bertuliskan “tolong simpan bunga ini sampai berjumlah 20 dan kau akan mengerti maksudku”. Tiba-tiba Marla datang “ciee,,bunga dari sapa tuh bikin gue ngiri aja” Marla menggoda Farina. “gue juga gak tau malah gue yang mau nanya ama lo”.ujar Farina. Marla hanya terdiam karena dia tau sapa pengirim mawar putih itu. Mawar putih itu selalu datang setiap hari dan hari ini ada sepucuk surat yang berisi “genap sudah mawar putih ini diantara 20 mawar ini ada satu mawar yang tak akan pernah layu dan akan selalu putih bersih dan bercahya seperti dirimu dan itu melambangkan cintaku yang tak kan pernah ,mati untukmu Farina. Setelah kau membaca suratku lihat kearah lapangan. Farina pun melihat kearah lapangan basket. Dan ternyata Tyo sudah ada di lapangan dengan satu buket mawar putih. Tyo meminta Farina untuk menuju lapangan dan dia berkata “Farina, aku gak akan berbelit-belit lagi dari 20 mawar yang aku kasih pasti ada satu mawar yang masih segar dan putih semua itu melambangkan rasa sayang aku yang tulus dan suci buat kamu,aku pengen jadi cahaya buat hidup kamu, kalau kamu pun mengizinkan aku tuk jadi cahaya hidupmu, serahkan mawar putih yang masih segar dan putih itu padaku”. Farina kebingungan, tapi dihati terdalamnya Farina pun mencintai Tyo. Farina memandang Marla seolah meminta pendapat. “Fa, akui isi hati lo dan gue mohon jangan berfikir tentang penyakit lo, lo harus yakin kalau penyakit lo itu bakal sembuh”. Marla memberi semangat. Akhirnya Farina menerima Tyo sebagai cahaya hidupnya. Farina merahasiakan penyakit kankernya dia tak mau Tyo bersedih. Hari demi hari, waktu demi waktu tak terasa hubungan mereka genap 1 tahun. Namun ketika mereka merayakan hari jadinya dipuncak tiba-tiba keluar darah segar dari hidung Farina ketika itu mereka sedang memandangi bintang sebagai cahaya hidupnya. Tyo tersentak kaget “Fa,,ada darah di hidung kamu,sini aku Bantu” Farina mencoba untuk menegakan tubuhnya yang lemas “Yo, mungkin udah saatnya kamu tau soal penyakit kanker darahku ini”. Tyo terkejut “Apa? Kanker darah? Kenapa kamu baru bilang sekarang?”. Farina pun menangis “Yo,,aku,,aku ga mau ngebuat kamu sedih dan memikirkan aku, kanker darahku sudah hamper stadium 4 dan dokter bilang umurku tak akan lama lagi”. Tyo langsung memeluk erat Farina dan berkata matanya pun mulai mengeluarkan air mata” Fa,,aku akan selalu jadi cahaya buat hidupmu dan aku yakin penyakitmu itu lambat laun akan sembuh”.
Beberapa bulan kemudian Farina masuk rumah sakit ruang UGD. Dan Tyo selalu menemani Farina dan memberi semangat hidup untuknya. Tyo pun rajin membawakan satu buket mawar putih sebagai lambang suci cinta mereka. Namun setelah lima hari dirawat di rumah sakit, keadaan Farina makin memburuk. Suatu ketika genap setahun tiga bulan hari jadi mereka dan dimana keadaan Farina yang semakin memburuk, Farina meminta Tyo untuk menemaninya “Tyo,,badanku sakit banget aku ngerasa aku ga bisa memberikan cahaya lagi buat kehidupan kamu,tapi aku minta kamu akan selalu memberikan cahayamu hanya untuku dan aku pinta bawakan mawar putih ke rumah baruku aku ingin ada satu mawar yang masih segar dan berrsih selalu ada untukku karena itu lambang cinta suci kita” itulah kata-kata terakhir dari Farina. Tyo memejamkan kedua belah matanya “engga fa, kamu harus sembuh, aku yakin kamu bisa menjadi cahaya hidupku”. “tyo, Farina udah gak ada, sadar yo kamu harus ikhlasin dia” seru Marla sambil menahan tangisnya. Akhirnya Tyo pun tak bisa menahan kesedihannya sambil menangis dan memeluk Farina Tyo berkata “Farina sayang, kamu akan tetap menjadi cahaya bagi kehidupanku, aku yakin kita akan bertemu di rumah putih yang penuh dengan mawar putih aku yakin fa. Farina kamu adalah Mawar Putihku”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar